Pages

Posted on: Senin, 08 Juni 2009

3 Gunung Api Bawah Laut Bengkulu mengancam

Menurut Marine Ecology (ekologi kelautan) jebolan Aarhus Universitet Denmark ini, pihaknya melakukan pemetaaan setahun lalu. Melalui aplikasi teknologi GIS (Geographic Information System) yang menggunakan data SRTM (Shuttle Radar Topography Mission), dapat diketahui keberadaan gunung tersebut.

“Dengan analisis DEM (Digital Elevation Model) dapat dilihat bagaimana bentuk 3 (tiga) dimensinya,” terang PNS di Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota ini.
Bahkan, lanjutnya, gunung yang dibicarakan saat ini merupakan paling besar dan paling mencolok dari 3 gunung yang ada itu.

Lokasinya tepat berada di tepi lempeng Indo-Australia, sebelah barat daya pertemuan lempeng. Di lokasi pertemuan ini, sering diberitakan terjadi gempa bumi.
“Puncak gunung terdekat berjarak masing-masing sekitar 300 km dari Kota Bengkulu dan Pulau Enggano,” papar Efrizal.

Dijelaskan, gunung tersebut terdiri dari 3 (tiga) buah puncak dengan diameter lebih dari 50 km, meliputi luas area lebih dari 2.000 km². Puncak gunung terdekat dengan pesisir barat Sumatera yakni pada posisi 4º26’LS dan 99º36’BT. Sedangkan puncak kedua berada pada posisi 4º32’LS dan 99º32’BT serta puncak ketiga berada pada posisi 4º23’LS dan 99º25’BT.

“Di antara puncak gunung terdekat dengan Pulau Sumatera, ada palung dengan kedalaman 6.000 m dpl (dari permukaan laut). Palung itu tempat pertemuan lempeng Euroasia dan lempeng Indo-Australia,” beber Efrizal.

Sebelumnya penemuan gunung berapi di bawah laut Bengkulu oleh gabungan para pakar geologi dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, CGGVeritas dan IPG (Institut de Physique du Globe) Perancis, memang telah membuat masyarakat Bengkulu kaget. Bahkan, hal itu menjadi pembicaraan hangat masyarakat dari semua kalangan. Dari warung kopi hingga di kantor pejabat.

Dampaknya, sebagian masyarakat mulai resah. Membayangkan bencana yang bakal terjadi apabila gunung berapi itu meletus. Belum lagi ancaman tsunami yang ditimbulkan. Dikaitkan dengan peristiwa Gunung Krakatau tahun 1680, yang menelan 36.417 jiwa.

Sumber : Harian Rakyat Bengkulu

0 comments: